NAMA : VISCA
FEBRINA
KELAS : 3
EB 23
NPM : 28210396
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2#
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran adalah suatu
kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan suatu
kebenaran. Penalaran juga merupakan proses berpikir secara terus menerus dalam
menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dalam penalaran, proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
PENGERTIAN INDUKTIF
Induktif artinya dari sesuatu yang
khusus menuju kesesuatu hal yang umum,maka yang dimaksud dengan Paragraf
Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa
yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa
khusus di atas.
PENGERTIAN PENALARAN INDUKTIF
Penalaran Induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti .
PENGERTIAN PENALARAN INDUKTIF LAINNYA
ü
Menurut Tim Balai Pustaka
(dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian,
diantaranya :
1.
Cara (hal) menggunakan
nalar, pemikiran atau cara berpikir logis
2.
Hal mengembangkan atau
mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3.
Proses mental dalam
mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
ü Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) penalaran induktif
adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang
bersifat khusus.
ü Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah
suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar
pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat
ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu
penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan
umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum
tentu berlaku untuk semua kasus. Aspek dari penalaran induktif adalah analogi
dan generalisasi.
ü Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa
penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
JENIS-JENIS PENALARAN INDUKTIF
1.
GENERALISASI
Proses
penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Contoh:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada
udara, hewan akan hidup.
Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Sahih atau
tidak sahihnya kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal yang
berikut :
a) Data-data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan maka makin sahih simpulan yang diperoleh.
b) Data-data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih.
c) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
a) Data-data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan maka makin sahih simpulan yang diperoleh.
b) Data-data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih.
c) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
§
Macam-Macam Generalisasi :
1.1 Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
1.2 Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur
pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
2.
ANALOGI
Analogi adalah
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau
banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
Bruno
adalah lulusan Akademi Maritim.
Bruno dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Juna adalah lulusan Akademi Maritim .
Oleh Sebab itu, Juna dapat menjalankan tugasnya dengan baik
Bruno dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Juna adalah lulusan Akademi Maritim .
Oleh Sebab itu, Juna dapat menjalankan tugasnya dengan baik
3.
HUBUNGAN KAUSAL
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel
berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita
temukan, seperti :
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Indah melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Indah melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1)
Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Contoh :
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Contoh :
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
2)
Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Iva tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia
tidak belajar dengan baik.
3)
Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar